Rilis Data Inflasi, Presiden Erdogan Pecat Kepala BPS Turki

By Abdi Satria


nusakini.com-Turki- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memecat Kepala Badan Statistik Negara (TUIK), Sait Erdal Dincer, setelah data menunjukkan tingkat inflasi tahun lalu mencapai level tertinggi yaitu 36,1 persen dalam 19 tahun. Erdogan telah menyalahkan tingginya suku bunga sebagai penyebab inflasi.

Angka inflasi 2021 yang dirilis oleh Dincer membuat marah kubu pro-pemerintah dan oposisi. Erdogan mengkritik badan statistik secara pribadi karena menerbitkan data yang terlalu membesar-besarkan skala kelesuan ekonomi Turki.

"Dapatkah Anda membayangkan bahwa ratusan rekan saya dapat menahan atau tetap diam, ketika menerbitkan tingkat inflasi yang sangat berbeda dari apa yang telah mereka tetapkan? Saya memiliki tanggung jawab terhadap 84 juta orang,” ujar Dincer, dilansir Aljazirah, Ahad (30/1).

Erdogan menunjuk Erhan Cetinkaya sebagai pengganti Dincer. Cetinkaya merupakan wakil ketua pengawas perbankan sejak 2019. Badan statistik Turki akan mempublikasikan data inflasi Januari pada 3 Februari.

Krisis mata uang telah meningkatkan inflasi Turki ke level tertinggi selama 19 tahun. Menurut jajak pendapat oleh kantor berita Reuters, inflasi Turki akan mencapai sekitar 47 persen pada Januari.

Erdogan telah menuai kritik karena seringnya merombak tim ekonomi negaranya. Sejumlah partai oposisi dan kritikus menuduh TUIK mencampuri inflasi dan data resmi lainnya, karena alasan politik. TUIK telah menolak tuduhan itu. Namun para peneliti telah memulai perhitungan inflasi alternatif.

Sebelumnya, Erdogan mengatakan, suku bunga akan diturunkan lebih lanjut dan inflasi akan turun. Dengan demikian, kesengsaraan ekonomi Turki akan berlalu.

 “Anda tahu pertarungan saya dengan suku bunga. Kami menurunkan suku bunga dan kami akan menurunkannya. Ketahuilah bahwa inflasi akan turun juga, itu akan turun lebih banyak lagi. Nilai tukar akan stabil dan inflasi akan turun, harga akan turun juga, semua ini bersifat sementara," kata Erdogan.(Rep)